Jumat, 12 November 2010
Keamanan dan Kontrol Sistem Informasi
Keamanan Dan Kontrol Sistem Informasi Dibutuhkan Untuk Menghadapi Isu - Isu Seperti
1. Threats (Ancaman) atas sistem
Ancaman atau Threats adalah aksi yang terjadi baik dari dalam sistem maupun dari luar sistem yang dapat mengganggu keseimbangan sistem informasi. Ancaman yang mungkin timbul dari kegiatan pengolahan informasi berasal dari 3 hal utama, yaitu :
Ancaman Alam
Ancaman air, seperti : Banjir, Stunami, Intrusi air laut, kelembaban tinggi, badai, pencairan salju
Ancaman Tanah, seperti : Longsor, Gempa bumi, gunung meletus
Ancaman Alam lain, seperti : Kebakaran hutan, Petir, tornado, angin ribut
Ancaman Manusia
Malicious code
Virus, Logic bombs, Trojan horse, Worm, active contents, Countermeasures
Social engineering
Hacking, cracking, akses ke sistem oleh orang yang tidak berhak, DDOS, backdoor
Kriminal
Pencurian, penipuan, penyuapan, pengkopian tanpa ijin, perusakan
Teroris
Peledakan, Surat kaleng, perang informasi, perusakan
Ancaman Lingkungan
Penurunan tegangan listrik atau kenaikan tegangan listrik secara tiba-tiba dan dalam jangka waktu yang cukup lama
Polusi
Efek bahan kimia seperti semprotan obat pembunuh serangga, semprotan anti api, dll
Kebocoran seperti A/C, atap bocor saat hujan
2. Vulnerability (Kelemahan) atas sistem Adalah cacat atau kelemahan dari suatu sistem yang mungkin timbul pada saat mendesain, menetapkan prosedur, mengimplementasikan maupun kelemahan atas sistem kontrol yang ada sehingga memicu tindakan pelanggaran oleh pelaku yang mencoba menyusup terhadap sistem tersebut. Cacat sistem bisa terjadi pada prosedur, peralatan, maupun perangkat lunak yang dimiliki, contoh yang mungkin terjadi seperti : Seting firewall yang membuka telnet sehingga dapat diakses dari luar, atau Seting VPN yang tidak di ikuti oleh penerapan kerberos atau NAT. Suatu pendekatan keamanan sistem informasi minimal menggunakan 3 pendekatan, yaitu :
1.Pendekatan preventif yang bersifat mencegah dari kemungkinan terjadikan ancaman dan kelemahan
2.Pendekatan detective yang bersifat mendeteksi dari adanya penyusupan dan proses yang mengubah sistem dari keadaan normal menjadi keadaan abnormal
3.Pendekatan Corrective yang bersifat mengkoreksi keadaan sistem yang sudah tidak seimbang untuk dikembalikan dalam keadaan normal
Pentingnya Pengendalian Sistem Informasi
Tujuan pengontrolan adalah untuk memastikan bahwa sistem informasi telah diimplementasikan seperti yang direncanakan, system beroperasi seperti yang dikehendaki, dan operasi tetap dalam keadaan aman dari penyalahgunaan atau gangguan.
Tugas pengendalian Sistem Informasi
Kontrol sistem informasi mencakup semua fase siklus hidup. Selama siklus hidup, kontrol dapat dibagi menjadi kontrol-kontrol yang berhubungan dengan pengembangan, disain dan operasi. Manajer dapat memperoleh kontrol dalam ketiga area secara langsung melalui ahli lain, seperti auditor.
Kontrol Proses Pengembangan
Tujuan dari kontrol pengembangan adalah untuk memastikan bahwa sistem informasi yang diimplementasikan dapat memenuhi kebutuhan pemakai. Yang termasuk dalam kontrol pengembangan :
Manajemen puncak menetapkan kontrol proyek secara keseluruhan selama fase perencanaan dengan cara membentuk komite SIM.
Manajemen memberitahu pemakai mengenai orientasi sistem informasi.
Manajemen menentukan kriteria penampilan yang digunakan dalam mengevaluasi operasi sistem informasi.
Manajemen dan bagian pelayanan informasi menyusun disain dan standar sistem informasi.
Manajemen dan pelayanan informasi secara bersama-sama mendefinisikan program pengujian yang dapat diterima.
Manajemen melakukan peninjauan sebelum instalasi yang dilakukan tepat setelah penggantian dan secara berkala meninjau sistem informasi untuk memastikan apakah ia memenuhi kriteria penampilan.
Bagian pelayanan informasi menetapkan prosedur untuk memelihara dan memodifikasi sistem informasi dan prosedur yang disetujui oleh manajemen.
Kontrol Disain Sistem
Selama fase disain dan analisis dari siklus hidup system, Analis System, DBA dan Manajer Jaringan membangun fasilitas kontrol tertentu dalam disain system. Selama fase implementasi, programmer menggabungkan kontrol tersebut ke dalam system. Disain system dikontrol dengan cara menggabungkan kontrol software menjadi lima bagian pokok, yaitu : Permulaan Transaksi (Transaction Origination) Tahap-tahap yang harus dilakukan pada permulaan transaksi terdiri atas ;
Permulaan dokumen sumber
Kewenangan
Pembuatan input computer
Penanganan kesalahan
Penyimpanan dokumen sumber
Entri Transaksi (Transaction Entry) Entri transaksi mengubah data dokumen sumber menjadi bentuk yang dapat dibaca oleh komputer. Kontrol ini berusaha untuk menjaga keakuratan data yang akan ditransmisikan ke jaringan komunikasi atau yang akan dimasukkan secara langsung ke dalam komputer. Area kontrolnya meliputi atas :
Entri data
Verifikasi data
Penanganan kesalahan
Penyeimbangan batch
Komunikasi Data (Data Communication) Komputer yang ada dalam jaringan memberikan peluang risiko keamanan yang lebih besar dari pada komputer yang ada di dalam suatu ruangan. Area kontrol ini terdiri dari :
Kontrol pengiriman pesan
Kontrol saluran (channel) komunikasi
Kontrol penerimaan pesan
Rencana pengamanan datacom secara menyeluruh
Pemrosesan Komputer (Computer Processing) Pada umumnya semua elemen kontrol pada disain system selalu dikaitkan dengan pemasukan data ke dalam komputer. Area kontrol pada pemrosesan komputer terdiri dari :
Penanganan data
Penanganan kesalahan
Database dan perpustakaan software
Sebagian besar kontrol database dapat diperoleh melalui penggunaan Sistem Manajemen Database (Database Management System/DBMS) Tingkat keamanan dalam DBMS terdiri dari :
Kata kunci (Password)
Direktori pemakai (User Directory)
Direktori elemen data (Field Directory)
Enkripsi (Encryption)
Output Komputer (Computer Output) Komponen subsistem ini bertanggung jawab untuk mengirimkan produk (output) kepada pemakai (user). Yang termasuk dalam area ini adalah :
Penyeimbangan operasi komputer
Distribusi
Penyeimbangan departemen pemakai
Penanganan kesalahan
Penyimpanan record
Kontrol Terhadap Pengoperasian Sistem
Kontrol pengoperasian system didasarkan pada struktur organisasional dari departemen operasi, aktivitas dari unit yang ada dalam departemen tersebut. Kontrol yang memberikan kontribusi terhadap tujuan ini dapat diklasifikasikan menjadi lima area:
1.Struktur organisasional
2.Kontrol perpustakaan
3.Pemeliharaan peralatan
4.Kontrol lingkungan dan kemanan fasilitas
5.Perencanaan disaster, meliputi area :
Rencana keadaan darurat (emergency plan)
Rencana back-up (backup plan)
Rencana record penting (vital record plan)
Rencana recovery (recovery plan)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar